Game Untuk Orang Tua Dan Anak

Kegiatan Sains Rumah Tangga

Lakukan eksperimen sederhana di rumah yang melibatkan konsep sains dasar. Ini bisa mencakup membuat slime, meneliti reaksi kimia sederhana, atau mengamati fenomena alam.

Doa untuk Anak dari Orang Tua

Dikutip dari buku Doa-doa Mustajab Orang Tua untuk Anaknya oleh Aulia Fadhil, orang tua dianjurkan mendoakan semua hal yang baik. Karena, doa untuk anak dari orang tua hampir pasti dikabulkan Allah SWT.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Teori dan Penyebab Orang Tua Membandingkan Anak

Sebelum membahas dampak, mari bahas mengenai faktor pendorong yang membuat orang tua membandingkan anak. Sebagai Psikolog, Efika menjelaskan bahwa terdapat 2 perspektif yang dapat menjelaskan fenomena membandingkan anak dalam pengasuhani, yaitu social comparison theory & expectancy value theory.

“Penyebab umum kecenderungan orang tua membandingkan anaknya, dapat dilihat dari 2 perspektif, yaitu social comparison theory; teori ini menjelaskan bahwa orang tua secara alami membandingkan kemampuan dan pencapaian anak untuk memastikan mereka berkembang sebagaimana mestinya. Kemudian expectancy value theory, yang menggambarkan bagaimana harapan orang tua terhadap anak dapat mendorong mereka membandingkan satu anak dengan yang lain berdasarkan sejauh mana mereka memenuhi ekspektasi tersebut.” jelas Efika.

Sementara itu, seringkali orang tua membandingkan anak untuk memotivasi, yang padahal berdampak negatif pada anak.

“Tidak jarang orang tua juga menyampaikan cenderung membandingkan anaknya dengan tujuan untuk memotivasi anaknya. Namun hal ini sebenarnya seringkali justru memberikan dampak yang kurang baik terhadap anak.” kata Efika.

Baca juga :Orang tua, Inilah Waktu dan Alasan Tepat Tumbuhkan Kemandirian Anak

Kegiatan Seni dan Keterampilan

Selain memberikan kesempatan untuk kreativitas, kegiatan seni dan keterampilan seperti melukis, membuat kerajinan tangan, atau memasak juga dapat mengajarkan konsep matematika, warna, dan bahkan ilmu alam.

Permainan Komputer Edukatif

Pilih permainan komputer atau aplikasi edukatif yang sesuai dengan usia anak. Banyak game interaktif yang dirancang khusus untuk mengajarkan konsep matematika, membaca, dan sains.

Dengan melibatkan anak dalam permainan edukasi, orang tua tidak hanya membangun hubungan yang positif, tetapi juga membantu perkembangan kognitif dan sosial anak. Ingatlah untuk menciptakan suasana yang santai dan mendukung sehingga pembelajaran menjadi pengalaman yang menyenangkan.

Game untuk Orang Tua sering menekankan kecepatan santai, penceritaan yang menarik, dan stimulasi mental daripada refleks yang cepat dan persaingan yang ketat. Permainan ini melayani demografi yang menghargai relaksasi, tantangan kognitif, dan interaksi sosial.

Salah satu kategori permainan yang populer di kalangan lansia termasuk permainan teka-teki, yang menawarkan stimulasi mental dan dapat membantu menjaga kesehatan kognitif. Mereka dapat bervariasi dari permainan mencocokkan yang sederhana hingga teka-teki logika yang lebih kompleks, memberikan tingkat tantangan yang sesuai untuk segala usia. Selain itu, banyak dari game ini menampilkan tingkat kesulitan yang dapat disesuaikan, memungkinkan pemain untuk menyesuaikan pengalaman bermain mereka dengan tingkat kenyamanan mereka.

Jenis permainan populer lainnya dalam kategori ini adalah permainan sosial. Ini bisa berupa permainan kartu multipemain, permainan papan, atau bahkan permainan strategi kooperatif. Mereka memberikan kesempatan untuk interaksi sosial dan persaingan yang bersahabat, yang dapat berkontribusi pada kesejahteraan emosional para pemain. Seringkali, permainan ini mudah dipelajari, namun menawarkan kedalaman yang cukup untuk membuatnya tetap menarik dari waktu ke waktu. Singkatnya, game untuk orang tua di Silvergames.com menawarkan berbagai manfaat, mulai dari stimulasi kognitif hingga interaksi sosial, menjadikannya alat yang berharga untuk meningkatkan kualitas hidup.

%PDF-1.5 %µµµµ 1 0 obj <>>> endobj 2 0 obj <> endobj 3 0 obj <>/Font<>/ProcSet[/PDF/Text/ImageB/ImageC/ImageI] >>/Annots[ 19 0 R 22 0 R] /MediaBox[ 0 0 595.4 841.6] /Contents 4 0 R/Group<>/Tabs/S/StructParents 0>> endobj 4 0 obj <> stream xœÍksÜ6î»güôqÕ±e‘zg:ž:¯kÒKš‡{77I?ÈYÇëØÞÝnV—ËýÜþ’Ão‰ë͵7síx#‘ € €ÔÉÙf{ý±ÿ°M¾ÿþäl»í?,.çÉ»“óÕúדó¯ëË“WýÕõ²ß^¯–§§ÉÃÇ�’ßš*k«$‡ÿË6+«DVY•4UŽ­îNžÝõW—Uòx•¼>ÔæYÓШw³'éq5{„?Ï҆ߒô¸œ=O»Ù*=ngCzÜÌ6зL…˜õØt›V³i­ã@ð*=®g—iË}s컆>óp3ш%"¡!HÊgøCÔu—Üu– éÌrƒ?I*ÊÙ/Ø‹ƒ®õ ‚Œ?ØDد#’)™…/™˜«Vdõ~ Zàu�­+p¢o£8üš*ZiLgE]$¤rKk±QÍ kÓR¡4FšlnVÛ r@ˆ­Øï[ó#”3Aþ Wa¥Û3lÊñMà�£Ÿ—©(6ã61 |[›®ËšÂb”’ $Ðr ¡�póÃ4ÂìN«rß V"«ôj£Üßâ”ôó26²h³‡šZßv4V:)h¾�ß™¾Z°< O¶Ymº™˜2²Ÿâ.¬ˆ¡ uBi’“W¨./={œäJ%‡¥¯ÝyAJ(ªLh%ü)¦°¢$åvaW1X)F°Ë(lKæÂ~ŽM9¢74b[æYà]GaÛÞ¨á‚ò‡ô¾‰ÁÖ2{’[·YáƒÞÆ@›Ö> Ú… QÙ¶%†y.h,‘íˆÖ¨´:‘u>èYlÍGlÅt¦È»kL…¨CЛ¨,³=• �# Ìc E�‰bObËb•¸‚NîInkÀþƒ­+Š4]ØM4*#¼QÞÀ�†°QÞÚzDÃU4ú*F°Q9t5Ej.l,ª+ój$ß!ι©ö“C)óìN.BîïR²-PÁsaѽÀ z€ügYrñΛ®1pú8 zŠ¤õ0sž×6�QíîF°;¹‘÷pS4¸sÔmcCßgÀò€ÿ¾ä¤MÔÛÖÄã-2µí—˜î�AOYt÷×*¾‡ç¿àã* ‹a…°Û¸ž6¨O°¯ç5lœÀ%Çv<ÔØ&E#v £p„a]6º–º)²j*èðý°AQFŸC)�ˆ’‡õÕ#͜Ѐ’ìºÆÝÃxQŸUç.ìN¦KOª‘@€VƒTš áû>Ï‹üô¸‚ËþžÖú±9•

This research is motivated by the views of parents seeing their children playing online games, especially FIFA Ultimate Team because there are many online and offline tournaments held in Surabaya. The purpose of this study was to determine the perceptions of Surabaya parents towards the FIFA Ultimate Team online game. The research method uses a qualitative approach with a theoretical model by David Krech and Richard S. Cruthfield which is divided into two factors, namely functional and structural factors. Data collection techniques were carried out by in-depth interviews. The results of this study indicate several perceptions of parents who have different perspectives on the FIFA game. Then an opinion emerged stating that in the game FIFA has a player trading system with the aim of teaching children about economics and financial management. However, there are also parents who think that trading in the FIFA game is feared to interfere with their child's academic achievement.

(Membandingkan anak sering diniatkan untuk memotivasi, padahal memberi efek negatif tanpa disadari. Dok. Cikal)

Apa sebetulnya penyebab orang tua membandingkan anak dan dampak negatif dari membandingkan anak secara jangka panjang? Simak lebih lengkapnya berikut ini!

Baca juga :4 Cara Sekolah Cikal Menjaga Kesehatan Mental Anak Sejak Dini

Doa untuk Anak dalam Kelancaran Berbicara

رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِّن لِّسَانِي يَفْقَهُوا قَوْلِي

Rabbisyrahli shadrii, wayassirlii amrii, wahlul 'uqdatammillisaanii, yafqohuu qoulii.Artinya: Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku. Dan mudahkanlah untukku urusanku. Dan lepaskanlah kekakuan lidahku. Supaya mereka mengerti perkataanku. (QS Thaha: 25-28).

Doa untuk Anak yang Baru Lahir

أُعِيْذُهُ بِالوَاحِدِ الصَّمَدِ مِنْ شَرِّ كُلِّ ذِى حَسَدٍ

A'uudzuhu (haa) bilwaahidish shamadi min syarri kulli dzii hasadin.Artinya: Ya Allah Yang Maha Esa, tempat semua orang meminta, aku mohon perlindunganMu untuk anakku dari segala kejahatan orang yang dengki.

Dampak Negatif Membandingkan Anak dengan Anak Lain

Efika menjelaskan beberapa dampak yang muncul secara psikologis pada anak yang sering dibandingkan, antara lain menurunkan rasa percaya diri anak, membuat anak menarik dir dari interaksi sosial, hingga menimbulkan persaingan antar saudara.

“Anak yang sering dibanding-bandingkan dapat mengalami berbagai dampak psikologis. Misalnya, mereka mungkin merasa tidak cukup baik, yang bisa menimbulkan stres dan kecemasan. Hal ini juga bisa mengurangi rasa harga diri dan keyakinan mereka pada kemampuan sendiri. Jika perbandingan ini terus-menerus terjadi, anak mungkin cenderung menarik diri dari interaksi sosial dan bahkan dari orang tua mereka. Selain itu, hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya persaingan antar saudara kandung.” imbuh Efika.(*)

Baca juga : Orang Tua, Pahami Bentuk Bercanda dengan Anak Secara Tepat dan Tidak!

Board Game Matematika

Pilih permainan papan yang melibatkan konsep matematika seperti penjumlahan, pengurangan, atau perkalian. Ini tidak hanya melibatkan aspek kompetitif, tetapi juga meningkatkan kecakapan matematika anak.

Gunakan kartu memori dengan gambar atau huruf yang dapat dikenali anak. Latih daya ingat mereka sambil menciptakan suasana yang santai dan menyenangkan.

Oleh MC KAB SUMENEP, Kamis, 5 September 2019 | 04:07 WIB - Redaktur: Tobari - 1K

Sumenep, InfoPublik - Hubungan hangat antara orang tua dan anak sangat penting untuk membentuk keharmonisan dalam keluarga, sehingga kepedulian dan perhatian kepada anak menjadi kebutuhan utama.

Bupati Sumenep Dr. KH. A. Busyro Karim, M.Si, mengatakan, keharmonisan orang tua dan anak bersumber dari hubungan nyata sehari-hari dalam keluarga, seperti wujud kasih sayang setiap saat kepada anaknya.

“Contoh kecil dari kasih sayang itu, apa yang kita lakukan ketika bangun tidur, mencium anak atau justru mencari telepon genggam (HP), dan lebih lama mencium anak dari pada memegang HP,” tegasnya pada Lomba Keharmonisan Orang tua dan Anak tahun 2019, di Hotel Utami, Rabu (4/9/2019).

Selain itu menurut Bupati dua periode ini, orang tua menjadi pendengar yang baik saat berkomunikasi dengan anak, terutama ketika si buah hati bercerita atau berbicara jangan sampai merespon pembicaraan anaknya dengan pertanyaan yang tertutup, menyalahkan atau menggurui.

“Sebagai orang tua jangan bertanya seperti mengintrogasi agar anak lebih terbuka dan memaksa, sehingga komunikasi berjalan lancar. Misalnya orang tua jangan langsung menyalahkan anaknya kalau menceritakan dirinya bertengkar di sekolah, namun berilah anak waktu untuk bercerita kronologis kejadiannya,” ujarnya

Ia mengungkapkan, orang tua juga harus pandai membagi waktu antara pekerjaan dan anak, untuk membangun hubungan yang berkualitas dengan menunjukkan perhatiannya.

Orang tua jangan sampai mengganti kehadiran bersama anaknya dengan materi lainnya, semisal orang tua tidak bisa hadir pada acara penting anaknya, dengan membelikan barang atau sesuatu kebutuhan lainnya.

“Termasuk orang tua harus bisa menahan emosi manakala ada permasalahan saat bertemu dengan anak waktu berkomunikasi, jangan melimpahkan kemarahan kepada anak,” tandas Bupati.

Sementara Ketua II TP PKK Kabupaten Sumenep, Khusnol Khotimah berharap, keharmonisan keluraga antara orang tua dan anak tidak hanya saat perlombaan saja, melainkan terimplikasi dalam kehidupan sehari-hari.

“Keharmonisan keluarga berpengaruh positif terhadap tumbuh kembang anak, baik fisik dan kejiwaan sekaligus karakter dan sikap anak. Untuk itu menanamkan budi pekerti tugas bersama guna mencetak anak berkualitas,” katanya. ( Yasik/Fer/toeb)

Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang, dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber infopublik.id

Doa untuk anak adalah bentuk kasih sayang orang tua kepada anak-anaknya. Doa dari orang tua yang dipanjatkan pada Allah SWT ini didengar dan Insya Allah dikabulkan.

Ada berbagai bentuk doa untuk anak seiring banyaknya harapan orang tua. Berikut beberapa contohnya dikutip dari buku Indahnya Pernikahan dan Rumahku, Surgaku oleh Ade Saroni dan Kitab Doa Mustajab karya Ustadz Amrin Ali Al-Kasya.